Fika Julia cukup sukses memulai karyanya di bidang desain tekstil. Usai lulus dari program Master of Fashion Textile Design di Birmingham City University pada 2014, ia tekun membangun usaha clothing line bernama Fika Julia. Karyanya kerap ditampilkan di pameran seni ternama, baik di Tanah Air maupun internasional. Tak hanya itu, desain motifnya juga pernah dipakai untuk busana model editorial majalah Harper’s Bazaar Indonesia. Yuk, simak obrolan singkat SUN Media dengan Fika tentang perjalanannya menjadi desainer tekstil!
Ceritakan dong awal mula Fika tertarik dengan seni mendesain sampai studi pascasarjana di jurusan Fashion Textile Design…
Sejak kecil, aku memang sangat suka menggambar dan mewarnai. Saking suka menggambar, aku suka mensketsa ulang objek yang aku lihat di jalan. Tapi, lucunya, dari kecil cita-cita aku justru menjadi arsitek karena aku sangat menyukai bangunan. Nah, ketika aku tahu profesi tersebut harus bergelut dengan Matematika dan Fisika, aku nggak jadi karena nggak suka pelajaran hitung-hitungan. Akhirnya, waktu kuliah, aku memilih jurusan Desain Komunikasi Visual sampai akhirnya aku mengambil jurusan pasca sarjana di bidang desain tekstil karena aku ingin lebih spesifik mendalami bakat aku di situ.
Lalu, bagaimana perjalanan kamu menempuh program Master of Fashion Textile Design di Birmingham City University, UK?
Sebenarnya, sebelum kuliah pascasarjana, aku bekerja di perusahaan digital agency. Usai setahun di sana, aku berpikir aku nggak bisa melihat diri aku terus di pekerjaan ini selama lima tahun mendatang. Nah, saat itu, aku juga sedang tertarik mengaplikasikan desain tekstil dan membuat motif kain. Akhirnya, aku memutuskan untuk resign dan lanjut kuliah di jurusan desain tekstil. Aku pun memilih kuliah di UK karena ingin bisa ke London untuk mengunjungi brand, designer, dan gallery favorit aku. Dan, kebetulan Birmingham City University menyediakan fasilitas lengkap untuk jurusan Fashion Textile Design.
Apa pengalaman belajar paling berkesan di sana?
Ketika aku mengerjakan projek akhir MA Fashion Show, di mana aku harus membuat koleksi baju yang dipamerkan melalui fashion show kampus. Aku benar-benar berjuang menyelesaikan tugas itu karena nggak punya latar belakang fashion sama sekali. Aku belajar membuat model baju, menjahit bajunya, mencetak desain grafisnya, dan sebagainya. Untungnya, hasil karyaku juga diapresiasi dosen.
Desain motif dan busana karya Fika pertama kali dipamerkan di BCU MA Fashion Show 2014 sebagai tugas akhir. Sumber: instagram.com/by_fikajulia
Apakah hasil projek akhir itu ada kaitannya dengan lahirnya brand Fika Julia?
Betul. Setelah dari desain tugas akhir, aku kembali ke Indonesia dan mencoba cetak desain untuk beberapa produk, seperti kemeja, tote bag, pouch, scarf, dan sebagainya. Kemudian, aku juga sempat memamerkan di berbagai pameran. Ternyata, demand-nya bagus dan diteruskan sampai sekarang.
Wah, sudah ikut pameran di mana saja? Dan siapa saja yang berminat dengan produk Fika Julia?
Untuk pameran nasional, aku pernah ikut Catalyst Art Event, Bright Spot Market, Swarnafest Fashion Show. Untuk pameran ke luar negeri, aku beberapa kali ikut Public Garden di Singapore. Tentunya, peminat produk Fika Julia berasal dari kalangan anak-anak muda. Senangnya lagi, majalah Harper’s Bazaar Indonesia juga pernah menggunakan desain motif yang aku buat untuk busana model cover editorial-nya.
Kolaborasi desain motif dari Fika Julia dan rancangan busana Ansy Savitri bernama “Kindred Spirits” dikenakan untuk model cover editoriam majalah Harper’s Bazaar 2018. Sumber: instagram.com/by_fikajulia
Keren banget, dong! Terus, apa yang ingin kamu raih ke depannya?
Aku ingin banget punya workspace sendiri untuk brand Fika Julia dan bisa aplikasiin motif Fika Julia ke medium interior yang lebih luas lagi.
Motif yang dirancang Fika banyak terinspirasi dari sayur-sayuran, seperti sayur asam, bayam, pepes, dan sebagainya. Sumber: SUN
Salah satu desain Fika Julia yang diaplikasikan ke interior sofa. Sumber: SUN