Virtual Proffessional Practice Laboratory (VPPL) di University of Otago
University of Otago belum lama ini menyelesaikan sebuah laboratorium di Otago’s School of Pharmacy yaitu Virtual Professional Practice Laboratory (VPPL). Laboratorium ini akan memungkinkan mahasiswa farmasi untuk melatih keterampilan mereka, terutama untuk langsung berhadapan dengan pasien.
Dekan Sekolah Farmasi, Profesor Carlo Marra mengatakan bahwa laboratorium tersebut akan menyediakan ruang untuk kurikulum yang mempersiapkan mahasiswa untuk perawatan kelas dunia, yang berpusat pada pasien.
“Laboratorium baru ini membantu meningkatkan dan memperkuat visi sekolah untuk diakui secara global sebagai pemimpin, inovator dan agen perubahan dalam pendidikan farmasi, praktik farmasi dan ilmu farmasi, yang mengarah pada peningkatan hasil kesehatan di komunitas yang kami layani,” kata Profesor Marra.
Dr Carla Dillon dan Professor Carlo Marra. Sumber: Otago University
Sebuah fasilitas ‘game-changing’
Oleh Profesor Marra, laboratorium ini sebagai sebuah fasilitas “game-changing”, baik bagi sekolah maupun bagi mahasiswa. Fasilitas tersebut diharapkan akan menjadi tempat yang menyenangkan untuk belajar dan juga mengajar. Profesor Marra pun menyampaikan apresiasinya untuk orang-orang yang telah bekerja untuk mewujudkan ruang belajar yang mengagumkan tersebut.
Otago’s School of Pharmacy memiliki komitmen untuk memberikan kurikulum dan fasilitas yang modern. Adanya VPPL diharapkan menjadi perubahan yang mengarahkan basis kerja farmasi dari sekedar melayani obat di balik meja menjadi lebih terlibat dengan pasien dan memahami kebutuhan-kebutuhan mereka.
Tempat mempraktikkan keterampilan dan penilaian
VPPL mencakup area central debrief dan 10 “pod”—ruangan independen—tempat mahasiswa farmasi dapat mempraktikkan keterampilan mereka, yang meliputi:
– Membaca profil pasien farmasi potensial dan mencari tahu apa yang harus mereka resepkan
– Menyerahkan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter kepada pasien, dan memastikan pasien memahami kinerja obat dan cara meminumnya, serta menilai kebutuhan pasien
– Menilai kebutuhan pasien dan merekomendasikan obat, kemudian memastikan pasien memahami kinerja obat dan bagaimana meminumnya
Dua kegiatan terakhir tersebut akan disaksikan langsung oleh penilai dan direkam. Setelah itu, mahasiswa akan menerima umpan balik dari pasien fiktif yang tidak memiliki latar belakang medis.
Professor Carla Dillon. Sumber: University of Otago
Bagian dari Objective Structured Clinical Evaluation
Setiap semester mahasiswa akan diuji dengan cara yang sama sebagai bagian dari Objective Structured Clinical Evaluation. OSCE sendiri merupakan bagian dari ujian untuk menjadi apoteker berlisensi di Selandia Baru. Ujian tersebut mencakup keterampilan seperti komunikasi, profesionalisme, dan penyelesaian masalah.
University of Otago sendiri merupakan salah satu dari dua universitas Selandia Baru yang terakreditasi untuk memberikan pelatihan yang mempersiapkan lulusan untuk menjadi pekerja magang dan apoteker.