Winna Yudistika: Ambil Master di UK Demi Perluas Karier – Winna (29) tak lelah mengejar ilmu. Lulus sebagai Sarjana Ekonomi di Universitas Indonesia dan sempat bekerja di bank selama 4 tahun, ia kemudian ‘tancap gas’ melintasi benua Eropa untuk meneruskan kuliah S2. Pada 2017 lalu, Winna berhasil menyelesaikan studinya di jurusan Marketing and Business Analysis, University of Edinburgh, UK; mengantongi gelar MSc. Kepada SUN, cewek kelahiran 16 April ini menuturkan pengalaman berharga selama belajar di luar negeri, termasuk keseruan berpuasa selama 18 jam di UK. Yuk, simak petikan wawancara kami berikut ini:
Mengapa tertarik ambil master di UK?
Aku pilih UK karena mayoritas program kuliah S2 berlangsung selama satu tahun. Sengaja ingin kuliah cepat supaya bisa menghemat waktu dan biaya hidup. Maklum, setelah lulus S1 dulu, aku sempat berkarier sebagai Corporate Banking Relationship Manager di sebuah bank, selama 4 tahun. Jadi dengan masa kuliah S2 yang singkat, waktu yang terpakai pun lebih efisien.
Winna Yudistika. Foto: SUN Education Group
Mengapa memilih jurusan Marketing and Business Analysis?
Sewaktu kuliah S1, aku mengambil jurusan Finance, kemudian berlanjut bekerja di bank. Nah, di masa itulah aku berpikir untuk mengembangkan ilmu di luar finance. Semisal S2 ambil finance lagi, jenjang karier aku bakalan mentok di situ-situ aja. Sedangkan di jurusan Marketing and Business Analysis, ada mata kuliah numerical yang lebih banyak melibatkan hitung-hitungan. Ini semacam tantangan baru yang menarik buatku.
Menurut kamu, apa keuntungan kuliah di luar negeri?
Aku mendapat banyak ilmu yang nggak terbatas hanya di lingkup akademis. Aku jadi tahu gimana cara approach orang-orang yang beda culture sekaligus jadi belajar mandiri. Didukung dengan masyarakat UK yang baik banget, ramah, dan peduli dengan sesama. Lewat mereka, aku belajar jadi pribadi yang layak dan bertanggungjawab. Selain itu, yang paling membanggakan, aku jadi bisa masak! Dulu sebelum tinggal di UK, masak nasi aja aku nggak bisa. Sekarang? Aku sudah bisa bikin Kepiting Saus Padang, lho!
Apa hal paling menyenangkan selama kuliah di UK?
Bisa puas jalan-jalan! He…he..he…UK ternyata nggak terbatas cuma di London aja. Edinburgh misalnya. Kota ini menawarkan berbagai destinasi yang bagus dan indah banget. Selain soal traveling, kuliah di UK juga memperluas relasi. Aku jadi punya banyak teman dari berbagai negara dan latar belakang. Aku percaya, suatu hari mereka bisa jadi pembuka pintu rezeki.
Winna Yudistika. Foto: Dok. Pribadi, instagram.com/wincils
Ceritain dong, kesibukan sekarang…
Aku sekarang punya toko bunga, namanya Bibury Flower. Bisnis ini aku rintis bareng adikku sejak tahun 2017. Nama Bibury aku ambil dari sebuah village di UK, yang memiliki pemandangan indah sekali.
Apa tantangan terberat merintis bisnis tersebut?
Kalau bekerja kantoran, sudah pasti ketahuan dapat gaji berapa setiap bulan. Sedangkan kalau berbisnis, dalam sebulan belum tentu menghasilkan keuntungan. Penghasilan dalam berbisnis sifatnya tidak pasti. Kadang-kadang, kalau lagi bokek, aku suka mikir ‘Coba kalau aku kerja, pasti bisa dapat penghasilan lebih.’ He..he..he… Tapi walau susah, aku berusaha tetap niat, karena memang senang berbisnis.
Bagaimana aplikasi Ilmu Marketing and Business Analysis dalam bisnis kamu?
Wah, ilmu semasa kuliah berguna banget! Ada sih, yang nyinyir: ‘Masa udah jauh-jauh kuliah di luar negeri kok jadinya hanya buka toko bunga.’ Padahal, banyak lho, ilmu marketing yang terpakai selama menjalankan bisnis ini. Marketing in Digital World, misalnya. Ilmu ini mengajarkan aku bagaimana bikin marketing plan yang baik dan bagaimana menentukan konten marketing yang pas di media sosial. Aku juga belajar tentang brand management dan target-market setting. Seadainya nggak belajar itu semua, aku pasti kerepotan menjalankan bisnis yang sekarang.
Mimpi terbesar apa yang ingin kamu capai di masa depan?
Inginnya, fokus ke dunia florist. Tahun ini atau tahun depan, aku ingin mengambil short course selama sebulan di London, khusus mempelajari cara membuat hand bouquet, installation untuk wedding decoration, dan lain sebagainya.
Ngomongin soal bulan Ramadan, ceritain dong, pengalaman kamu berpuasa di UK…
Puasa di UK itu lama banget! Aku waktu itu sahur jam 3 pagi, buka puasanya jam 10 malam. Di satu sisi, menjalani puasa di UK terasa menyenangkan karena waktu itu aku lagi disertasi, sehingga jadwal kuliah off. Tapi di sisi lain, otakku seperti mandek enggak bisa dipakai buat mikir. Mungkin, karena kekurangan nutrisi kali, ya? He..he…he…
Bagaimana dengan komunitas muslim di UK?
Ada Islamic Society dari universitas. Pengurusnya cukup aktif mengadakan weekly meeting. Aku pernah beberapa kali ikutan. Sayangnya, karena jadwal kuliah yang padat, aku jadi enggak bisa lagi ikut kajian di sana.
Oh iya, ceritain awal perkenalan kamu dengan SUN Education…
Aku tahu SUN Education dari teman. Dia dibantu SUN Education waktu mengurus pendaftaran kuliah di Bournemouth, UK. Nah, waktu aku nanya informasi tentang studi di UK, teman aku itu langsung merekomendasikan SUN Education.
Bagaimana pengalaman kamu menggunakan jasa SUN Education?
So far, so good. Konselornya ramah, approachable, aktif dalam melakukan follow up segala keperluan pendaftaran kuliah. Soal visa, misalnya, aku diminta mengumpulkan dokumen lalu langsung datang untuk wawancara. Konselor SUN Education memudahkan semua pengurusannya. Aku udah tinggal terima beres aja.
Menurut kamu, seberapa penting berdampingan dengan agen pendidikan selagi mempersiapkan kuliah di luar negeri?
Bagi aku yang waktu itu masih bekerja kantoran, berdampingan dengan agen pendidikan sangat membantu. Sebagian besar waktu aku ‘kan sudah habis di kantor. Aku jadi nggak punya banyak waktu untuk ngurusin segala printilan pendaftaran kuliah. Nah, SUN Education hadir ngebantu aku mempersiapkan semua itu.
Share tips dong, buat Sunners yang juga ingin kuliah ke luar negeri…
Pertama, cari tahu dulu ingin kuliah di jurusan apa. Searching informasi di website, mengenai gambaran umum jurusan yang ingin kamu ambil. Pertimbangkan juga, apakah kamu benar-benar mampu mengambil jurusan itu.
Kedua, buat personal statement sebagus mungkin. Personal Statement adalah dokumen yang dibaca betul oleh admission officer. Maka, maksimalkan bagaimana kamu bisa menjual kelebihan diri di personal statement itu.
Ketiga, banyak latihan soal IELTS untuk mencapai skor maksimal.
Ada tips supaya nilai IELTS bagus?
Spend time buat bener-bener belajar. Awal tes IELTS, aku dapet skor rata-rata 6. Nah, untuk meningkatkan skor jadi 7, aku sisihkan banyak waktu untuk latihan mengerjakan soal. Khusus untuk listening, tips dari guru aku: aktif mendengarkan program news pagi hari di TV. Kondisi otak di pagi hari masih fresh, sehingga membantu memaksimalkan kemampuan mendengar berbagai kalimat dalam Bahasa inggris.
*****
Teks: Syeba Jubilee Victoria
Foto: Nando Lie, Dok. Pribadi