Bersiap kuliah di China memerlukan persiapan matang, terutama dalam memahami sistem transportasi yang akan menjadi bagian penting kehidupan sehari-hari kamu. Negeri Tirai Bambu memiliki sistem transportasi modern dan terintegrasi yang memungkinkan mobilitas efisien di berbagai kota besar. Namun demikian, kompleksitas pilihan transportasi yang tersedia dapat membingungkan mahasiswa internasional yang baru tiba. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang lima moda transportasi utama menjadi kunci sukses adaptasi kamu di lingkungan akademik China.
Kereta cepat atau yang dikenal sebagai Gaotie (é«é) menjadi kebanggaan sistem transportasi China yang tidak akan kamu temukan di Indonesia. Sistem ini menghubungkan kota-kota besar dengan kecepatan mencapai 350 km/jam, memungkinkan perjalanan dari Beijing ke Shanghai yang berjarak lebih dari 1.000 km ditempuh hanya dalam 4,5 jam. Lebih menarik lagi, China memiliki jaringan kereta cepat terpanjang di dunia dengan total panjang mencapai 90.000 km pada tahun 2010.
Sebagai mahasiswa, kamu akan merasakan keuntungan signifikan menggunakan Gaotie untuk perjalanan antar kota. Harga tiket bervariasi tergantung jenis kereta dan kelas kursi yang dipilih, berkisar antara Rp 354.564 hingga Rp 5.324.113 untuk rute Beijing-Shanghai. Meskipun demikian, tarif tersebut tetap lebih ekonomis dibandingkan penerbangan domestik, sehingga menjadi pilihan ideal bagi mahasiswa yang ingin berkeliling China tanpa menguras kantong.
Selanjutnya, sistem pemesanan tiket Gaotie sangat mudah dan modern. Kamu dapat memesan tiket melalui aplikasi atau website resmi, dengan proses pemesanan yang hanya memerlukan waktu 3 menit dan tiket terbit dalam 10 menit. Lebih praktis lagi, e-tiket tersedia sehingga kamu tidak perlu khawatir kehilangan tiket fisik. Estimasi jarak dari kampus ke stasiun kereta cepat umumnya dapat ditempuh dengan metro dalam waktu 30-60 menit, tergantung lokasi universitas kamu.
BACA JUGA:Ā Pentingnya Agen Kuliah untuk Kejar Mimpi Studi ke China
Sistem metro di kota-kota besar China seperti Beijing, Shanghai, Guangzhou, dan Shenzhen menjadi tulang punggung transportasi harian yang akan kamu andalkan. Beijing Subway, sebagai salah satu yang tertua yang beroperasi sejak 1969, kini melayani berbagai jalur seperti Line 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 15, serta jalur khusus menuju bandara. Keunggulan utama metro terletak pada ketepatan waktu dan kemudahan akses ke berbagai tempat penting, termasuk pusat perbelanjaan, tempat wisata, dan kawasan bisnis.
Harga tiket metro sangat terjangkau dengan tarif berkisar 30 sen hingga 60 sen USD (sekitar Rp 4.500-9.000) untuk sebagian besar jalur. Bahkan demikian, untuk jarak terjauh atau perjalanan ke bandara, tarif maksimal hanya sekitar 1 USD atau 6,3 RMB (sekitar Rp 14.000). Sistem pembayaran yang tersedia sangat beragam, mulai dari kartu metro tradisional hingga pembayaran digital melalui WeChat Pay, Alipay, atau aplikasi metro khusus dengan memindai kode QR.
Untuk mahasiswa yang tinggal di area kampus, estimasi jarak ke stasiun metro terdekat biasanya berkisar 500 meter hingga 2 kilometer. Sebagai contoh, perjalanan dari Beijing South ke Tsinghua University memerlukan waktu sekitar 32 menit dengan menggunakan Line 4 subway, dengan tarif hanya $1 USD. Selain itu, metro beroperasi setiap 5 menit sehingga waktu tunggu sangat minimal, memungkinkan kamu merencanakan jadwal kuliah dengan lebih akurat.
BACA JUGA:Ā A-Z Cara Kuliah ke China Dari Persiapan Awal Sampai Berangkat Kesana
Bus kota menawarkan pengalaman yang lebih mendalam dalam merasakan kehidupan lokal China sambil tetap menjaga budget mahasiswa kamu. Sistem bus di berbagai kota memiliki karakteristik yang serupa namun dengan variasi tarif dan rute yang disesuaikan dengan kondisi lokal. Beijing, sebagai contoh, menerapkan sistem tarif minimum 2 yuan untuk 10 km pertama, dengan tambahan 1 yuan untuk setiap 5 km berikutnya, sehingga biaya maksimal mencapai 10-12 yuan.
Keuntungan menggunakan bus kota bukan hanya dari segi ekonomis, tetapi juga memberikan kesempatan untuk mengamati dan merasakan atmosfer kota secara langsung. Beberapa rute bus bahkan melayani perjalanan ke tempat-tempat wisata di dalam dan sekitar kota, memungkinkan kamu mengeksplorasi destinasi menarik dengan biaya minimal. Terlebih lagi, penumpang yang menggunakan Kartu Pintar Transportasi dapat memperoleh diskon tertentu, membuat perjalanan semakin ekonomis.
Meskipun demikian, bus kota memiliki tantangan tersendiri berupa kemacetan lalu lintas yang dapat mempengaruhi waktu tempuh. Oleh karena itu, kamu perlu merencanakan perjalanan dengan buffer waktu yang cukup, terutama untuk keperluan akademik yang tidak boleh terlambat. Estimasi jarak dari kampus ke halte bus terdekat umumnya berkisar 200-800 meter, dengan frekuensi bus yang bervariasi antara 10-20 menit tergantung rute dan jam operasional.
BACA JUGA:Ā Mau Kuliah ke China? Cari Tahu Apa Saja Aplikasi yang Diblokir di Sana!
Sistem sepeda sharing di China telah menjadi fenomena global yang mengubah cara pandang terhadap transportasi mikro. Platform seperti Meituan menawarkan tarif yang sangat kompetitif dengan sistem 1,5 yuan untuk 15 menit pertama, ditambah 1 yuan untuk setiap 15 menit berikutnya. Selama periode liburan, tarif sedikit meningkat menjadi 1,8 yuan untuk 15 menit pertama, namun tetap sangat terjangkau untuk kebutuhan harian mahasiswa.
Lebih ekonomis lagi, berbagai platform sepeda sharing menyediakan paket berlangganan yang menguntungkan. Meituan, sebagai salah satu provider terbesar, menawarkan paket unlimited ride selama 7 hari dengan tarif hanya 6,48 yuan, serta paket 30 hari seharga 17,86 yuan. Paket-paket ini sangat cocok untuk mahasiswa yang memerlukan mobilitas reguler dalam jarak pendek, seperti dari asrama ke fakultas atau ke pusat perbelanjaan terdekat.
Namun demikian, penggunaan sepeda sharing memerlukan perhatian khusus terhadap aturan parkir. Kamu harus memastikan sepeda dikembalikan di area parkir yang telah ditentukan dan ditandai dengan garis putih, karena pelanggaran dapat mengakibatkan denda antara 2-20 yuan. Jarak optimal untuk menggunakan sepeda sharing biasanya berkisar 1-5 kilometer, menjadikannya pilihan sempurna untuk perjalanan dari area kampus ke stasiun metro atau halte bus terdekat.
BACA JUGA:Ā Chinese Government Scholarship, Solusi Buat Kuliah Gratis di China
Didi Chuxing mirip dengan Gojek atau Grab di Indonesia yaitu menyediakan layanan transportasi on-demand yang memberikan fleksibilitas tinggi bagi mahasiswa. Sistem tarif Didi menggunakan struktur yang disesuaikan dengan waktu dan kondisi lalu lintas, dengan tarif dasar pada jam sibuk pagi (06:00-10:00) sebesar 14 yuan, biaya per kilometer 1,8 yuan, dan biaya waktu 0,8 yuan. Sementara itu, pada jam non-sibuk (10:00-17:00), tarif dasar tetap sama namun biaya per kilometer turun menjadi 1,45 yuan dan biaya waktu menjadi 0,4 yuan.
Perubahan struktur tarif ini mencerminkan upaya Didi untuk mengatur keseimbangan supply dan demand, terutama mengingat permintaan layanan telah meningkat 44% secara keseluruhan dan 49% pada jam sibuk. Sebagai mahasiswa, kamu dapat memanfaatkan fluktuasi tarif ini dengan merencanakan perjalanan pada jam non-sibuk untuk menghemat biaya. Selain itu, layanan Didi Express dan Didi Premier memberikan pilihan sesuai budget dan kebutuhan kenyamanan kamu.
Keunggulan utama Didi terletak pada kemudahan akses dan prediktabilitas biaya perjalanan. Aplikasi Didi menampilkan estimasi tarif sebelum kamu melakukan pemesanan, memungkinkan perencanaan budget yang lebih akurat. Estimasi waktu perjalanan dari area kampus ke berbagai destinasi penting juga dapat diprediksi melalui aplikasi, membantu kamu mengelola jadwal akademik dengan lebih efektif.
China telah mengembangkan sistem bus on-demand yang merepresentasikan evolusi transportasi umum modern. Sistem ini mencakup tiga kategori utama: on-demand interconnection buses yang melayani rute tetap dengan jadwal fleksibel, on-demand traffic hub buses yang menghubungkan area kampus dengan hub transportasi besar seperti bandara dan stasiun kereta api, serta integrated Mobility as a Service (MaaS) yang mengintegrasikan berbagai moda transportasi.
Bagi mahasiswa, on-demand interconnection buses sangat relevan karena dirancang khusus untuk melayani komunitas seperti residential areas, sekolah, dan pusat bisnis urban. Layanan ini beroperasi terutama pada jam sibuk dan musim liburan, melayani komuter, mahasiswa, dan wisatawan dengan rute yang telah ditentukan berdasarkan survei permintaan. Sistem ini memberikan solusi transportasi yang lebih efisien dibandingkan bus reguler karena menyesuaikan kapasitas dan frekuensi dengan kebutuhan aktual.
Sementara itu, on-demand traffic hub buses menawarkan rute dinamis yang dihasilkan secara real-time berdasarkan input penumpang melalui sistem layanan khusus. Layanan ini sangat bermanfaat untuk perjalanan dari kampus ke bandara atau stasiun kereta api, terutama pada jam-jam dengan layanan transportasi umum reguler yang terbatas. Fleksibilitas routing memungkinkan kamu mendapatkan layanan premium dan reliable pada saat-saat kritis seperti kepulangan liburan atau perjalanan akademik ke kota lain.
Untuk informasi mengenai studi di luar negeri dan juga berbagai jurusan, kamu bisa temukan informasi aktualnya di sini. SUN Education bekerja sama dengan berbagai institusi top dunia di luar negeri seperti Amerika, Kanada, Australia, Selandia Baru, Inggris, Eropa, Jerman, dan juga Asia. Jika membutuhkan informasi terkini, follow media sosial SUN Education di Instagram, TikTok dan YouTube. Kamu juga bisa melakukan konsultasi GRATIS melalui Hotline di 0821 33 34 35 36 atau datang langsung ke kantor SUN Education yang terdekat di kotamu.
Download SUN Education Mobile App atau baca SUN E-Guidebook untuk akses informasi lebih mudah dan GRATIS!