Komite Nobel Bidang Physiology dan Medicine memberikan penghargaan kepada para ilmuwan yang menemukan revolusi dalam hal pengobatan atau memperbaiki taraf hidup masyarakat banyak. Pada 1 Oktober 2015, Komite ini menganugerahi Nobel Prize dan hadiah sebesar total USD 960,000 untuk dua (2) penemuan unggul yang merevolusi pengobatan atas beberapa penyakit yang disebabkan oleh parasit. Parasit memang telah menjadi momok bagi masyarakat banyak karena membawa penyakit yang telah melemahkan dan menyebabkan kematian ratusan juta orang setiap tahunnya. Kurang lebih sepertiga dari penduduk dunia terutama di kalangan kaum marjinal di daerah Sahara, Afrika, Asia Selatan, dan Amerika Latin menderita kebutaan (disebarkan oleh lalat hitam) dan malaria (disebarkan oleh nyamuk). Ilmuwan Drew University Meraih Nobel Prize di Bidang Kedokteran
[wc_spacing size=”20px”]
Penghargaan Nobel pertama diberikan kepada Dr. William C. Campbell – salah satu peneliti di Research Institute for Scientists Emeriti (RISE) di Drew University, New Jersey. Beliau berkolaborasi namun bekerja secara independen untuk aspek berbeda bersama Dr. Satoshi Omura dari Jepang untuk mengembangkan Avermectin. Komponen Avermectin ini adalah induk dari Ivermectin yang telah lama membantu memberantas penyakit Onchocerciasis (kebutaan akibat lalat hitam dari Afrika) dan secara drastis mengurangi perkembangan penyakit Filiriasis (Kaki Gajah) yang menyebabkan pembengkakan pada bagian bawah tubuh.
[wc_spacing size=”20px”]
Dr. Campbell, 85 tahun, adalah ilmuwan kelahiran Irlandia pertama yang memenangkan Nobel Prize. Berlatar belakang pendidikan di program Zoology di Trinity College Dublin dan kemudian meraih gelar PhD di University of Wisconsin, Dr. Campbell telah bekerja di beberapa institusi seperti Merck Institute for Therapeutic Research dan Assay Research and Development. Dr. Campbell menjadi warga negara Amerika Serikat pada tahun 2002.
[wc_spacing size=”20px”]
Dr. Omura yang meraih dua (2) gelar Ph.D dari University of Tokyo di bidang ilmu farmasi dan kimia dipuji oleh Komite Nobel sebagai seseorang yang memiliki kemampuan luar biasa dalam mengembangkan metode yang unik dalam mencirikan produk alami dari bakteri Streptomyces yang ditemukan di tanah.
[wc_spacing size=”20px”]
Penghargaan nobel kedua dimenangkan oleh Dr. Tu Youyou-ilmuwan China yang menemukan Artemisinin, obat yang kini menjadi bagian dari pengobatan penyakit malaria dan mengurangi tingkat kematian penyakit ini dengan meneliti obat tradisional yang digunakan di China. (NRK)