Sumber: Unsplash
Memahami seluk beluk sistem pendidikan di Jerman memang nggak semudah membalik telapak tangan. Negara ini punya struktur yang sangat khas, dari jenjang hingga kurikulum, yang mungkin berbeda jauh dengan yang kita kenal di Indonesia. Tapi jangan khawatir, SUNE ducation akan mengupas tuntas semuanya khusus buat kamu!
Kalau kamu berencana melanjutkan sekolah atau kuliah di Jerman, penting banget untuk paham struktur pendidikannya. Sistem di sini cukup unik karena sejak dini, jalur pendidikan sudah diarahkan sesuai minat dan bakat, entah itu ke arah akademis atau vokasi (kejuruan).
Berbeda dengan Indonesia yang sistemnya lebih seragam, di Jerman setiap negara bagian (Bundesland) punya sedikit perbedaan, tapi kerangka dasarnya tetap sama. Yuk, kita bedah satu per satu setiap jenjangnya biar kamu nggak bingung!
Perjalanan pendidikan di Jerman dimulai dari jenjang yang sangat awal, meskipun tidak bersifat wajib. Jenjang ini lebih fokus pada pengasuhan, sosialisasi, dan stimulasi perkembangan anak. Ada dua bentuk utama pada tahap ini. Pertama adalahĀ KinderkrippeĀ ( penitipan anak atauĀ crĆØche), yang diperuntukkan bagi anak usia di bawah tiga tahun. Tujuannya adalah memberikan perawatan sekaligus stimulasi motorik dan sosial dasar.
Selanjutnya, adaĀ Kindergarten (taman kanak-kanak) untuk anak usia tiga hingga enam tahun. Meskipun tidak wajib, lebih dari 90% anak di Jerman mengikuti Kindergarten. Di sinilah anak-anak mulai belajar bersosialisasi dalam kelompok yang lebih besar, mengembangkan kemampuan berbahasa, dan dipersiapkan secara informal untuk masuk ke jenjang sekolah dasar. Jadi, ini adalah fondasi penting sebelum pendidikan formal dimulai.
BACA JUGA:Ā Cari Rekomendasi Universitas di Jerman? Simak List 10 Terbaiknya Disini!
Inilah titik awal pendidikan formal dan wajib bagi semua anak di Jerman. Kamu akan masuk ke jenjang ini, yang disebutĀ Grundschule (Sekolah Dasar), saat berusia enam tahun. Pada umumnya, Grundschule berlangsung selama empat tahun, dari kelas 1 hingga 4. Namun, ada pengecualian di beberapa negara bagian seperti Berlin dan Brandenburg, di mana jenjang ini berlangsung selama enam tahun.
Tujuan utama dariĀ GrundschuleĀ adalah untuk membangun fondasi akademis dan sosial yang kuat. Di sini, kamu akan belajar keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung (Lesen, Schreiben, Rechnen). Selain itu, jenjang ini juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan memperkenalkan kamu pada mata pelajaran umum lainnya. Setelah menyelesaikan Grundschule, kamu akan menerima rekomendasi dari guru untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah yang paling sesuai dengan kemampuan dan potensimu.
Setelah lulus dariĀ GrundschuleĀ pada usia sekitar 10 tahun, kamu akan memasuki jenjang pendidikan menengah atauĀ Sekundarbereich. Nah, di sinilah sistem pendidikan Jerman menjadi sangat khas. Kamu tidak otomatis masuk ke satu jenis SMP atau SMA, melainkan diarahkan ke beberapa tipe sekolah yang berbeda. Jenjang ini terbagi lagi menjadi dua tahap:Ā Sekundarbereich IĀ danĀ Sekundarbereich II.
Tahap ini berlangsung dari kelas 5 hingga kelas 9 atau 10, tergantung jenis sekolahnya. Di sini, kamu akan diarahkan ke salah satu dari beberapa jalur utama:
Setelah menyelesaikanĀ Sekundarbereich IĀ (sekitar usia 16 tahun), kamu akan melanjutkan ke tahap berikutnya. Tahap ini bertujuan untuk memberikan kualifikasi yang lebih spesifik, baik untuk masuk universitas maupun untuk profesi tertentu.
Setelah berhasil mendapatkan Abitur atau kualifikasi setara, pintu menuju pendidikan tinggi di Jerman terbuka lebar. Jenjang ini dimulai sekitar usia 18 tahun ke atas dan menawarkan berbagai pilihan institusi, mulai dari universitas riset klasik (Universitäten) hingga universitas ilmu terapan (Fachhochschulen).
Struktur gelar di Jerman mengikuti Kerangka Bologna, sama seperti di banyak negara Eropa lainnya. Jenjangnya adalah sebagai berikut:
Gelar tingkat pertama yang biasanya ditempuh dalam 6 semester atau 3 tahun. Ini memberimu kualifikasi profesional pertama atau menjadi landasan untuk melanjutkan ke jenjang Master .
Setelah lulus Sarjana, kamu bisa melanjutkan ke program Master yang berdurasi 2 hingga 4 semester (1-2 tahun). Jenjang ini bertujuan untuk spesialisasi atau pendalaman di bidang studi tertentu .
Ini adalah jenjang pendidikan tertinggi yang berfokus pada riset independen untuk menghasilkan kontribusi ilmiah baru. Durasi program ini sangat bervariasi, tetapi umumnya sekitar 3 hingga 5 tahun.
BACA JUGA:Ā 10 Budaya Jerman Yang Terkenal dan Membuat Kagum
Saat kamu mulai mencari tahu tentang sekolah di Jerman, mungkin kamu akan sedikit bingung karena tidak ada satu “kurikulum nasional” yang berlaku seragam seperti di Indonesia. Hal ini karena Jerman adalah negara federal, dan urusan pendidikan, termasuk kurikulum, menjadi tanggung jawab masing-masing dari 16 negara bagian (BundeslƤnder).
Akibatnya, setiap negara bagian punya dokumen kurikulumnya sendiri dengan nama dan penekanan yang sedikit berbeda. Meskipun begitu bukan berarti kualitasnya jadi tidak merata. Untuk menjaga standar dan memastikan ijazah dari satu negara bagian diakui di negara bagian lain.
Dalam hal ini melibatkan sebuah badan koordinasi yang sangat penting, yaitu KultusministerkonferenzĀ (KMK) atau Konferensi Tetap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. KMK inilah yang menetapkan standar kompetensi dasar yang harus dicapai di seluruh Jerman. Jadi, ada dua pilar utama yang perlu kamu pahami: kerangka kurikulum di tingkat negara bagian dan standar nasional dari KMK.
Setiap negara bagian menerbitkan dokumen kurikulum resminya sendiri, yang menjadi panduan bagi sekolah-sekolah di wilayahnya. Istilah yang digunakan untuk dokumen ini bisa berbeda-beda, ada yang menyebutnyaĀ LehrplanĀ (rencana pelajaran),Ā BildungsplanĀ (rencana pendidikan), atauĀ Kerncurriculum (kurikulum inti).
Dokumen ini merinci mata pelajaran, alokasi waktu, serta tujuan pembelajaran untuk setiap jenjang pendidikan. Biar kamu dapat gambaran, berikut adalah beberapa contoh nama dokumen kurikulum resmi di beberapa negara bagian yang populer:
Negara Bagian (Bundesland) | Nama Dokumen Kurikulum Resmi | Karakteristik Khas |
---|---|---|
Bayern (Bavaria) | LehrplanPLUS | Kurikulum berbasis digital dan interaktif, dengan modul khusus seperti “Bahasa Jerman sebagai Bahasa Kedua”. |
Berlin & Brandenburg | Rahmenlehrplan 1-10 | Dokumen kurikulum terpadu untuk kedua negara bagian yang fokus pada modernisasi kompetensi, termasuk digital. |
Nordrhein-Westfalen (NRW) | KernlehrplƤne | Dapat diakses melalui portal online interaktif bernama Lehrplannavigator, yang dikelola oleh lembaga penjaminan mutu QUA-LiS. |
Baden-Württemberg | Bildungspläne | Fokus pada pengembangan kompetensi dasar dan transferabel, diterbitkan dalam versi terpisah untuk setiap jenjang dan mata pelajaran. |
Hessen | Kerncurricula | Menitikberatkan pada standar hasil belajar yang jelas dan sering kali diterbitkan bersama panduan implementasi untuk guru (LeitfƤden). |
Perbedaan ini menunjukkan bahwa meskipun tujuannya sama, setiap negara bagian punya pendekatan unik dalam menyusun kurikulumnya. Oleh karena itu, detail mata pelajaran atau proyek khusus bisa sangat bervariasi tergantung di mana kamu akan bersekolah.
BACA JUGA:Ā Perbedaan Zona Waktu Jerman dengan Indonesia
Untuk menjembatani perbedaan antar negara bagian dan memastikan kualitas pendidikan tetap setara di seluruh Jerman, KMK menetapkanĀ BildungsstandardsĀ (Standar Pendidikan). Dokumen ini tidak mendikte konten pelajaran secara rinci, melainkan mendefinisikanĀ kompetensi atau kemampuan apa yang harus dimiliki siswa pada akhir jenjang pendidikan tertentu.
Standar ini menjadi acuan untuk penyusunan kurikulum di negara bagian. Bisa dibilang KMK menjadi dasar untuk ujian nasional pada mata pelajaran inti di jenjang-jenjang krusial, seperti:
Sebagai contoh,Ā Bildungsstandards untuk IPA di jenjang menengah tidak hanya menuntut siswa hafal rumus, tetapi juga harus memiliki empat kompetensi utama yaitu.
Pendekatan berbasis kompetensi inilah yang menjadi inti dari standar pendidikan modern di Jerman. Dokumen-dokumen ini diperbarui secara berkala, misalnya standar untuk Matematika dan Bahasa Jerman di Sekundarstufe I baru saja diperbarui pada tahun 2022.
Setelah memahami jenjang dan kurikulumnya, pertanyaan selanjutnya yang sering muncul adalah, “Jadi, berapa lama sih waktu belajar di sekolah setiap harinya?” Nah, jawaban untuk ini, sama seperti kurikulum, tidak seragam di seluruh Jerman. Jam belajar diatur oleh masing-masing negara bagian (BundeslƤnder) melalui dokumen yang disebutĀ StundentafelĀ (jadwal alokasi jam pelajaran). Dokumen inilah yang menentukan total jam pelajaran mingguan (Wochenstunden) untuk setiap mata pelajaran dan jenjang.
Meskipun ada variasi, ada pola umum yang bisa kamu jadikan panduan. Perlu diingat bahwa satu jam pelajaran (Schulstunde) di Jerman biasanya berlangsung selama 45 menit, bukan 60 menit. Namun, untuk memudahkan, perhitungan di sini akan mengacu pada jam pelajaran per minggu yang kemudian dibagi rata menjadi jam per hari. Yuk, kita lihat rinciannya untuk setiap jenjang.
Pada jenjangĀ KindergartenĀ atau pra-sekolah, konsep “jam studi” tidak begitu relevan karena fokusnya adalah pada pengasuhan, bermain, dan pembelajaran sosial. Oleh karena itu, yang dihitung adalah jam pengasuhan (Betreuungszeit). Data terbaru dari Kantor Statistik Federal (Statistisches Bundesamt) menunjukkan tren yang menarik.
Rata-rata jam pengasuhan yang disepakati secara kontrak diĀ KindergartenĀ Jerman terus meningkat. Pada tahun 2024, rata-rata jam pengasuhan mingguan mencapaiĀ 36,1 jam, naik dari 35,3 jam satu dekade sebelumnya. Jika dibagi rata selama lima hari, ini berarti anak-anak menghabiskan sekitar 7 hingga 7,5 jam per hariĀ diĀ Kindergarten. Bahkan, hampir dua pertiga anak yang terdaftar dalam program pengasuhan penuh waktu memiliki kontrak lebih dari 45 jam per minggu, yang menunjukkan tingginya kebutuhan akan pengasuhan sepanjang hari.
Ketika memasukiĀ GrundschuleĀ (usia 6 tahun), kamu akan mulai mengikuti jam pelajaran formal yang terstruktur. Di sinilah variasi antar negara bagian menjadi sangat terlihat. Total jam pelajaran mingguan selama empat tahunĀ GrundschuleĀ bisa sangat berbeda.
Total Jam Mingguan
Secara kumulatif selama kelas 1-4, beberapa negara bagian seperti Hessen dan Schleswig-Holstein mewajibkan total sekitar 92 jam pelajaran mingguan, sementara Hamburg menjadi yang tertinggi denganĀ 108 jam pelajaran mingguan.
Rata-rata Jam Harian
Jika kita hitung rata-ratanya, jam belajar di GrundschuleĀ berkisar antaraĀ 21 hingga 27 jam per minggu. Dengan demikian, rata-rata jam belajar harianmu di sekolah dasar adalah sekitarĀ 4,5 hingga 5,5 jam. Peraturan di negara bagian seperti Nordrhein-Westfalen bahkan secara spesifik membatasi total durasi instruksi harian di jenjang primer tidak boleh melebihi 270 menit atau 4,5 jamĀ .
Memasuki jenjang sekolah menengah, baik ituĀ Hauptschule,Ā Realschule, maupunĀ Gymnasium, intensitas dan durasi belajar akan meningkat secara signifikan. Jam pelajaran mingguan diatur untuk mempersiapkan kamu ke jenjang selanjutnya, baik itu dunia kerja maupun universitas.
Pada tingkat ini, jam pelajaran mingguan biasanya berada di kisaranĀ 30 hingga 34 jam. Ini berarti, kamu akan menghabiskan waktu di sekolah sekitarĀ 6 hingga 7 jam setiap harinya.
Pada jenjangĀ Gymnasiale OberstufeĀ yang mempersiapkanmu untukĀ Abitur, jam belajar mencapai puncaknya. Kamu diharapkan untuk mengambil beban studi yang setara dengan pekerjaan penuh waktu. Rata-rata, kamu harus memenuhi sekitarĀ 34 jam pelajaran per mingguĀ . Ini setara dengan hampirĀ 7 jam pelajaran setiap harinya, belum termasuk waktu untuk mengerjakan tugas, belajar mandiri, dan persiapan ujian.
Bagi kamu yang memilih jalur vokasi, jam belajarnya memiliki struktur yang sangat berbeda karena merupakan bagian dari sistem ganda (duales System). Kamu tidak akan berada di sekolah setiap hari.
Setelah tahu jenjang, kurikulum, dan jam belajarnya, sekarang kita masuk ke bagian yang sering bikin deg-degan: sistem penilaian. Bagaimana sih caramu akan dievaluasi di sekolah Jerman? Sistemnya punya beberapa perbedaan mendasar dengan di Indonesia, terutama dalam skala nilai dan bobot penilaian partisipasi lisan. Memahami ini dari awal akan sangat membantumu beradaptasi dan meraih hasil yang maksimal.
Secara umum, evaluasi di Jerman tidak hanya bergantung pada ujian tertulis di akhir semester. Sebaliknya, penilaian dilakukan secara berkelanjutan sepanjang tahun ajaran. Ini mencakup berbagai komponen, mulai dari tes di kelas, tugas rumah, presentasi, hingga yang paling penting, partisipasi aktif di kelas. Selain itu, ada juga ujian perbandingan berskala nasional yang bertujuan untuk memantau kualitas pendidikan, bukan untuk menilai individu.
Lupakan sejenak skala nilai 0-100 atau A-E yang biasa kamu temui di Indonesia. Di sebagian besar jenjang pendidikan Jerman (dariĀ GrundschuleĀ hinggaĀ Sekundarstufe I), sistem penilaian menggunakan skala angka dari 1 hingga 6, di manaĀ 1 adalah nilai terbaikĀ danĀ 6 adalah nilai terburuk. Ini sering kali menjadi kebalikan dari intuisi siswa internasional, jadi penting untuk diingat!
Berikut adalah arti dari setiap angka dalam skala tersebut:
Nilai (Note) | Deskripsi (Bezeichnung) | Arti |
---|---|---|
1 | Sehr Gut (Sangat Baik) | Performa luar biasa, melebihi ekspektasi. |
2 | Gut (Baik) | Performa memenuhi ekspektasi secara penuh. |
3 | Befriedigend (Cukup) | Performa secara umum memenuhi ekspektasi. |
4 | Ausreichend (Lulus) | Performa menunjukkan beberapa kekurangan, tetapi masih memenuhi standar minimum. |
5 | Mangelhaft (Kurang) | Performa tidak memenuhi standar, dengan kekurangan yang signifikan. |
6 | Ungenügend (Gagal) | Performa sama sekali tidak memenuhi standar yang diharapkan. |
Nilai 4 adalah batas kelulusan. Jika kamu mendapat nilai 5 atau 6, artinya kamu tidak lulus untuk tugas atau ujian tersebut.
Ketika kamu memasuki jenjangĀ Gymnasiale OberstufeĀ (kelas 11-13) untuk persiapanĀ Abitur, sistem penilaiannya berubah menjadi sistem poin (Punktesystem). Skalanya berkisar dariĀ 0 hingga 15 poin, di mana 15 adalah nilai tertinggi. Sistem ini memungkinkan penilaian yang lebih presisi dan detail.
Sistem poin ini memiliki korelasi langsung dengan skala nilai 1-6. Misalnya, 15-13 poin setara dengan nilai 1 (Sehr Gut), sementara 5 poin setara dengan nilai 4- (Ausreichend). Mendapatkan 4 poin atau kurang berarti kamu tidak lulus.
Nilai akhirmu di rapor (Zeugnis) tidak hanya ditentukan oleh satu ujian besar. Justru, nilai tersebut merupakan akumulasi dari berbagai bentuk evaluasi. Bobotnya bisa bervariasi antar sekolah dan negara bagian, tetapi umumnya terbagi menjadi dua komponen besar:
Ini mencakup KlassenarbeitenĀ atauĀ Klausuren, yaitu ujian atau tes besar yang diadakan beberapa kali dalam satu semester untuk mata pelajaran inti. Selain itu, tes-tes kecil atau kuis (Tests) juga masuk dalam kategori ini.
Komponen ini sering kali mengejutkan siswa internasional karena bobotnya yang sangat signifikan, terkadang bisa mencapai 50% atau bahkan lebihĀ dari nilai akhir. Ini mencakup:
Selain evaluasi harian di kelas, ada dua jenis ujian standar berskala besar yang sangat penting dalam sistem pendidikan Jerman.
VERA adalah ujian perbandingan yang dirancang untuk mengukur kompetensi siswa sesuai dengan standar pendidikan nasional (KMKĀ Bildungsstandards). Tujuannya bukan untuk memberikan nilai individu pada rapor, melainkan untuk memberikan umpan balik kepada sekolah dan guru mengenai efektivitas pengajaran mereka dibandingkan dengan rata-rata nasionalĀ . VERA biasanya dilaksanakan pada:
Inilah ujian akhir yang paling menentukan bagi siswaĀ Gymnasium.Ā AbiturĀ adalah gerbang utama menuju pendidikan tinggi di Jerman. Ujian ini sangat komprehensif dan berlangsung selama beberapa minggu, mencakup serangkaian ujian tertulis dan lisan dalam beberapa mata pelajaran.
Nilai akhirĀ AbiturĀ (Abiturnote) tidak hanya berasal dari hasil ujian akhir itu sendiri. Nilai tersebut adalahĀ akumulasiĀ dari:
Kombinasi inilah yang akan menghasilkan nilai akhir rata-rata (misalnya 1,0, 1,5, 2,3) yang kemudian kamu gunakan untuk mendaftar ke universitas melalui proses yang disebutĀ Numerus Clausus (NC) untuk jurusan-jurusan populer.
Kamu mungkin penasaran, siapa sih sosok di balik sistem pendidikan yang begitu terstruktur ini? Jawabannya adalah para guru yang tidak hanya ahli di bidangnya, tetapi juga telah melewati proses standardisasi yang sangat ketat dan panjang. Di Jerman, menjadi guru adalah sebuah profesi yang sangat dihormati, dan untuk menyandangnya, seseorang harus menempuh jalur pendidikan dan pelatihan profesi yang berlapis. Proses ini memastikan bahwa setiap guru yang berdiri di depan kelas memiliki kualifikasi akademis, pedagogis, dan praktis yang mumpuni.
Sama seperti urusan pendidikan lainnya, proses untuk menjadi guru juga diatur oleh masing-masing negara bagian (BundeslƤnder). Meskipun demikian, kerangka dasarnya secara umum sama di seluruh Jerman, yang terbagi menjadi beberapa fase utama: studi akademis di universitas, pelatihan praktik intensif, dan diakhiri dengan ujian negara. Yuk, kita telusuri perjalanan untuk menjadi seorang guru profesional di Jerman.
Langkah pertama untuk menjadi seorang guru adalah dengan menyelesaikan studi khusus di universitas yang disebutĀ LehramtsstudiumĀ (studi keguruan). Ini bukanlah program studi yang singkat. Calon guru harus menempuh jenjangĀ BachelorĀ dan kemudian melanjutkannya ke jenjangĀ Master of Education. Selama masa studi ini, kamu tidak hanya belajar satu bidang, melainkan tiga pilar utama:
Kamu harus memilih dua mata pelajaran yang nantinya akan kamu ajarkan. Misalnya, Matematika dan Fisika, atau Bahasa Inggris dan Sejarah. Kamu akan mempelajari kedua bidang ini secara mendalam, setara dengan mahasiswa di jurusan murni.
Di samping mata pelajaran akademis, kamu juga wajib mempelajari ilmu pendidikan. Ini mencakup teori-teori pedagogi, psikologi perkembangan, sosiologi pendidikan, dan metodologi pengajaran.
Selama masa studi, kamu juga diwajibkan untuk menjalani beberapa kali magang atau praktik singkat di sekolah untuk mendapatkan pengalaman pertama di lingkungan kelas.
Setelah menyelesaikan studi S2 ini, kamu akan menghadapi gerbang pertama, yaituĀ Ujian Negara Pertama (Erstes Staatsexamen)Ā atau mendapatkan gelarĀ Master of Education, yang secara fungsional setara. Ujian ini menguji pemahaman teoritis mendalammu atas kedua mata pelajaran dan ilmu pendidikan yang telah kamu pelajari di universitas. Lulus dari tahap ini adalah syarat mutlak untuk bisa melanjutkan ke fase pelatihan praktik.
Setelah lulus ujian negara pertama, kamu belum bisa langsung menjadi guru. Kamu harus memasuki tahap yang paling krusial dalam pembentukan seorang guru profesional, yaituĀ Vorbereitungsdienst, yang lebih populer dikenal dengan sebutanĀ Referendariat. Ini adalah program pelatihan profesi yang berlangsung selamaĀ 18 hingga 24 bulan. Selama periode ini, statusmu adalah calon guru (Referendar/in) dan kamu sudah menerima gaji dari negara.
ReferendariatĀ memiliki struktur ganda yang memadukan teori dan praktik secara intensif:
Kamu akan ditempatkan di sebuah sekolah dan mulai mengajar secara mandiri, meskipun masih di bawah bimbingan seorang guru mentor. Beban mengajarmu akan meningkat secara bertahap.
Di samping mengajar, kamu wajib menghadiri seminar-seminar di pusat pelatihan guru (Studienseminar). Di sini, kamu akan mendalami aspek-aspek praktis seperti perencanaan pelajaran, manajemen kelas, hukum sekolah, serta melakukan refleksi dan analisis terhadap pengalaman mengajarmu bersama para pelatih dan sesamaĀ Referendare.
Tahap ini dirancang untuk “menerjemahkan” semua teori yang kamu dapat di universitas ke dalam praktik nyata di kelas. Kamu akan belajar menghadapi tantangan sehari-hari, berinteraksi dengan siswa dan orang tua, serta menjadi bagian dari komunitas sekolah.
Di penghujung masaĀ Referendariat, kamu akan menghadapi ujian akhir yang sesungguhnya:Ā Ujian Negara Kedua (Zweites Staatsexamen). Ujian inilah yang akan memberimu sertifikasi penuh untuk menjadi guru di sekolah negeri Jerman. Ujian ini sepenuhnya berfokus pada kompetensi praktik mengajarmu, yang mencakup:
Lulus dariĀ Zweites StaatsexamenĀ berarti kamu telah resmi menjadi seorangĀ Assessor des Lehramts dan berhak melamar posisi sebagai guru tetap di sekolah negeri. Proses yang panjang ini memastikan bahwa seorang guru di Jerman tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki standar kompetensi yang tinggi, termasuk kemampuan merencanakan pelajaran yang efektif, mendiagnosis kebutuhan belajar siswa, mengelola kelas yang beragam, dan berkomitmen pada pengembangan profesional berkelanjutan.
Setelah membahas sistem, kurikulum, hingga guru, kamu mungkin bertanya-tanya, “Bagaimana dengan kondisi fisik sekolahnya?” Fasilitas pendidikan di Jerman, mulai dari gedung sekolah hingga peralatannya, juga memiliki standar yang tinggi untuk mendukung proses belajar mengajar yang efektif.
Sama seperti aspek pendidikan lainnya, tanggung jawab utama untuk penyediaan dan pemeliharaan fasilitas sekolah berada di tangan pemerintah daerah dan negara bagian (BundeslƤnder). Namun, pemerintah federal juga sering turun tangan dengan program-program pendanaan besar untuk memastikan fasilitas di seluruh Jerman tetap modern dan merata.
Secara umum, kamu akan menemukan bahwa sekolah-sekolah di Jerman, baik di kota besar maupun di daerah yang lebih kecil, memiliki infrastruktur yang sangat terawat. Standar minimumnya diatur dalam undang-undang konstruksi dan peraturan sekolah di masing-masing negara bagian, yang mencakup aspek keselamatan, kebersihan, aksesibilitas, dan kecukupan ruang.
Ketika kamu pertama kali masuk ke sekolah di Jerman, jangan heran jika gedungnya mungkin terlihat klasik dari luar, terutama di kota-kota tua. Akan tetapi, bagian dalamnya biasanya sudah sangat modern. Setiap sekolah diwajibkan memiliki ruang kelas yang memadai, dengan pencahayaan dan ventilasi yang baik. Ukuran kelas biasanya diatur agar tidak terlalu padat, memungkinkan interaksi yang lebih baik antara guru dan siswa.
Di dalam ruang kelas, fasilitas standar seperti papan tulis (semakin banyak yang beralih keĀ smartboardĀ atau papan tulis interaktif), proyektor, dan akses internet sudah menjadi hal yang umum. Selain itu, setiap siswa tentunya akan mendapatkan meja dan kursi individu yang ergonomis. Pemerintah federal melalui program sepertiĀ Startchancen-Programm, yang akan dimulai pada tahun ajaran 2024/2025, bahkan mengalokasikan dana miliaran euro, di mana 40% di antaranya ditujukan untuk peningkatan infrastruktur modern di sekolah-sekolah yang membutuhkanĀ .
Di luar ruang kelas standar, sekolah di Jerman dilengkapi dengan berbagai fasilitas khusus untuk mendukung pembelajaran di berbagai bidang. Fasilitas ini memastikan kamu mendapatkan pengalaman belajar yang holistik, tidak hanya teori di kelas.
Salah satu fokus terbesar dalam pengembangan fasilitas pendidikan di Jerman dalam beberapa tahun terakhir adalah digitalisasi. Pemerintah federal meluncurkan inisiatif besar yang disebutĀ DigitalPakt SchuleĀ untuk mempercepat transformasi digital di sekolah-sekolahĀ . Program ini menyediakan dana sebesar miliaran euro bagi negara bagian untuk berinvestasi dalam:
Hingga pertengahan 2024, program ini telah berhasil menjangkau lebih dari 29.300 sekolah di seluruh JermanĀ . Jadi, kamu bisa berharap untuk merasakan lingkungan belajar yang semakin terintegrasi dengan teknologi, di mana sumber belajar digital dan perangkat modern menjadi bagian dari kegiatan belajar sehari-hari.
Untuk informasi mengenai studi di luar negeri dan juga berbagai jurusan, kamu bisa temukan informasi aktualnya di sini. SUN Education bekerja sama dengan berbagai institusi top dunia di luar negeri seperti Amerika, Kanada, Australia, Selandia Baru, Inggris, Eropa, Jerman, dan juga Asia. Jika membutuhkan informasi terkini, follow media sosial SUN Education di Instagram, TikTok dan YouTube. Kamu juga bisa melakukan konsultasi GRATIS melalui Hotline di 0821 33 34 35 36 atau datang langsung ke kantor SUN Education yang terdekat di kotamu.
Download SUN Education Mobile App atau baca SUN E-Guidebook untuk akses informasi lebih mudah dan GRATIS!
Sistem Pendidikan di Korea Selatan yang Perlu Kita Tahu
Sistem Pendidikan Di Singapura, Seperti Apa Struktur Dan Kurikulum Pendidikannya?
Tingkat Pendidikan Dan Sekolah di Malaysia, Apakah Mirip Dengan Di Indonesia?
Seperti Apa Sistem Pendidikan di Eropa? Berikut Gambarannya!
Karakteristik Sistem Pendidikan di Jerman yang Tinggi Kualitas
Seperti Apa Sistem Pendidikan Di Australia? Simak Selengkapnya Disini!
Karakteristik Sistem Pendidikan di Amerika Beserta Jenisnya
Sistem Pendidikan di Kanada dan Hari Liburnya
Ini Gambaran Sistem Pendidikan di Inggris, Mirip Indonesia?
Gambaran Sistem Pendidikan di China, Apakah Berkualitas?
Apakah Sistem Pendidikan Belanda Betulan Kolaboratif? Simak Faktanya Disini!
Keunggulan Sistem Pendidikan Luar Negeri yang āBikin Bedaā dengan di Indonesia