budaya korea selatan
Budaya korea selatan saat ini sedang banyak banget di cari, pasalnya banyak dari kita yang langsung membayangkan industri hiburan yang mendunia serta destinasi wisata yang selalu menjadi incaran para traveller.
Namun, Korea Selatan lebih dari itu. Seperti yang di ketahui, negeri ginseng ini selalu punya daya tarik tersendiri dan kekhasan budaya Korea Selatan tidak ada samanya dengan korut.
Sumber: Freepik
Budaya kontemporer Korea Selatan sendiri berkembang dari budaya tradisional Korea yang biasa pada suku nomaden Korea awal.
Hingga kini, dengan industrialisasi, urbanisasi dan westernisasi di Korea Selatan, khususnya Seoulāfaktor tersebut telah membawa banyak perubahan pada gaya hidup orang Korea.
Tanpa mengesampingkan budaya sendiri, berikut beberapa keunikan budaya Korea Selatan dengan adat dan sejarah dulu yang masih kental dan masih tetap ada sampai saat ini:
BACA JUGA:Ā 7 Langkah Mudah Kuliah di Korea Selatan
Sumber: Freepik
Kimchi merupakan irisan sayur kubis yang di fermentasi dan dipadukan dengan saus cabai merah. Makanan khas ini dilengkapi dengan pasta ikan teri yang lezat dan memiliki rasa pedas dan asam.
Orang Korea sangat menyukai Kimchi dan makanan ini selalu dikonsumsi berdampingan dengan hidangan lainnya, seperti ayam goreng pedas, bibimbap, maupun nasi goreng.
Terlebih, kimchi termasuk makanan sehat. Makanan ini mengandung probiotik, terutama lactobacilli yang berkhasiat untuk melancarkan sistem metabolisme tubuh.
Bumbu cabai yang digunakan untuk membuat kimchi pun kaya akan nutrisi seperti vitamin A dan vitamin C. Tak heran, kimchi menjadi salah satu warisan budaya korea selatan oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO).
BACA JUGA:Ā Makanan Khas Korea Selatan yang Selalu Bikin Ngiler
Sumber: Freepik
Pakaian hanbok merupakan salah satu khasnya budaya Korea Selatan! Hanbok adalah pakaian tradisional masyarakat Korea yang pada umumnya memiliki warna cerah, dengan garis sederhana serta tidak memiliki saku.
Biasanya Hanbok yang di gunakan oleh keluarga kerajaan atau keturunan bangsawan akan beda modelnya dengan rakyat biasa. Namun sekarang ini, Hanbok tidak lagi menggunakan sistem itu.Ā
Pakaian tradisional ini di gunakan untuk acara-acara khusus, seperti pernikahan, ulang tahun, dan perayaan ulang tahun ke-61. Selain menggunakan Hanbok, akan ada hiasan tambahan yang biasanya digunakan bersamaan.
Untuk wanita, biasanya akan menggunakan tusuk rambut atau yang di sebut sebagai binyeo dan alas kaki tradisional yang bentuknya hampir seperti flat-shoes. Sedangkan pria biasanya mengenakan topi maupun rompi sebagai hiasan tambahan untuk dikenakan.
BACA JUGA:Ā 11 Universitas Terbaik di Korea Selatan 2024 Versi QS Rankings
Sumber: Freepik
Kebanyakan dari kita pasti pernah melihat rumah tradisional Korea baik itu dari foto maupun saat menonton film Korea. Hanok adalah sebutan untuk rumah tradisional Korea Selatan.
Rumah ini memiliki tampilan unik dan artistik dari segi arsitekturnya. Desain Hanok mencerminkan hubungan spiritual antara manusia dengan alam.
Struktur bangunannya membawa kita kembali pada kehidupan yang lebih sederhana dan tenang. Faktanya hanok ini sudah menjadi budaya korea selatan yang dipatenkan lohh.
Meski tidak banyak lagi bangunan di Korea Selatan yang mengusung konsep rumah Hanok, tetapi rumah jenis Hanok masih tetap ada hingga saat ini.
Untuk melindungi budaya tersebut, Pemerintah Korea memugar beberapa desa yang masih banyak terdapat bangunan rumah Hanok di sana. Mereka menjadikannya sebagai desa tradisional dan memanfaatkannya untuk kepentingan wisata.
BACA JUGA:Ā Sistem Pendidikan di Korea Selatan yang Perlu Kita Tahu
Sumber: Freepik
Budaya korea selatan yang satu ini mungkin akan membuat tertarik kamu yang doyan kuliner. Beberapa orang Korea memiliki aktivitas ataupun hang-out hingga di pagi hari.
Dengan aktivitas tersebut, mereka dapat merasakan lapar sehingga jajanan di pinggir jalan bisa menjadi salah satu tujuan mereka.
Jajanan pinggir jalan di Korea Selatan biasanya di jual di mobil-mobil terbuka, tenda-tenda, ataupun di rumah rumah kecil yang menyediakan meja dan kursi.
Makanan yang dijual juga tak kalah lezatnya dengan makanan utama. Beberapa street food yang biasanya di jual seperti tteokbokki, Pajeon, tempura, kimbap, bungeoppang, korean fry dog hotteok, cumi-cumi dan gurita kering, dan masih banyak lainnya. Harga street food juga bervariasi dan rata-rata ramah di kantong.
BACA JUGA:Ā Biaya Hidup di Korea Selatan untuk Mahasiswa Indonesia 2024
Sumber: ABC News
Festival Boryeong Mud sudah ada sejak tahun 1998. Festival budaya korea selatan ini di adakan setiap bulan Juli dan berjalan selama dua minggu. Karena keunikannya, sudah banyak para wisatawan yang tertarik untuk mengikuti festival lumpur ini.
Di Korea Selatan bermain dengan lumpur memang sudah menjadi kebiasaan dan tradisi. Masyarakat Korea Selatan percaya dan meyakini bahwa lumpur berkhasiat bagus untuk kulit.Ā
Dalam festival ini kamu akan menemukan gulat lumpur, pijat lumpur, akupuntur, hingga berenang di kolam renang lumpur!
Karena dampaknya yang positif dan menarik banyak peminat, Festival Lumpur Boryeong ini sudah membantu meningkatkan perekonomian lokal dan mengembangkan kawasan Pantai di Daecheon setiap tahunnya.
BACA JUGA:Ā Tips Atasi Perbedaan Waktu Indonesia dan Korea Selatan
Chuseok (ģ¶ģ) adalah salah satu perayaan terbesar dan paling penting di Korea Selatan. Perayaan ini juga dikenal sebagai “Hari Terima Kasih” atau “Thanksgiving Day” dalam budaya Korea Selatan.
Hari perayaan Chuseok biasanya jatuh pada tanggal 15 bulan ke-8 dalam penanggalan lunar, yang biasanya bertepatan dengan bulan September atau Oktober dalam penanggalan Gregorian.
Pada hari Chuseok, orang Korea Selatan biasanya kembali ke kampung halaman mereka untuk berkumpul bersama keluarga dan merayakan bersama.
Selama hari perayaan ini, keluarga Korea Selatan mengunjungi makam leluhur mereka untuk membersihkannya dan memberi penghormatan kepada mereka.
BACA JUGA:Ā Fakta Negara Korea Selatan yang Perlu Kamu Tau!
Seollal (ģ¤ė ) atau juga dikenal sebagai Tahun Baru Imlek Korea adalah perayaan utama dalam budaya Korea Selatan. Seollal jatuh pada tanggal pertama pada kalender lunar, yang biasanya bertepatan dengan bulan Januari atau Februari dalam penanggalan Gregorian.
Pada hari raya ini, keluarga Korea Selatan berkumpul bersama untuk merayakan dan menghormati leluhur mereka. Salah satu tradisi penting dalam Seollal adalah menyelesaikan “Charye” atau ritual penghormatan kepada leluhur.
Ritual ini melibatkan menyiapkan makanan dan minuman khusus yang diletakkan di atas altar keluarga untuk memuliakan leluhur. Keluarga kemudian berdoa dan memberi penghormatan kepada leluhur mereka sambil membakar dupa.
BACA JUGA:Ā Yuk Simak Syarat Kuliah di Korea Selatan Serta Dokumen Yang Kamu Butuhkan!
Ganggangsullae adalah tarian tradisional Korea Selatan untuk merayakan panen yang melimpah dan menyambut musim semi yang penuh harapan.
Tarian khas Korea Selatan ini dilakukan oleh sekelompok wanita yang membentuk lingkaran dan menggenggam tali yang dihubungkan satu sama lain.
Ganggangsullae dianggap sebagai representasi dari siklus alam, dengan gerakan melingkar yang menyimbolkan perputaran musim dan keberlanjutan kehidupan.
Budaya GanggangsullaeĀ dari Korea Selatan ini sudah ada sejak masa Dinasti Goryeo (918ā1392 M) dan sejak itu menjadi bagian penting dari perayaan dan upacara di Jeju.
Taekkyeon adalah sebuah seni bela diri tradisional yang berasal dari Korea Selatan yang menjadi awal mula taekwondo. Pada awalnya, Taekkyeon merupakan pecahan dari cabang beladiri lain, yakni Subak.
Gerakan Taekkyeon yang mengalir dan dinamis mencerminkan filosofi yin-yang, di mana kekuatan dan kelembutan, penyerangan dan pertahanan, saling melengkapi.
Pada tanggal 1 Juni 1983 UNESCO menetapkan Taekkyeon sebagai Warisan Budaya Korea Selatan Nonbendawi No.76.
Pada tahun 1986, festival Hwacheon Sancheoneo Ice Festival resmi digelar untuk pertama kalinya. Tujuan dari festival ini untuk melestarikan warisan budaya dan menarik lebih banyak pengunjung ke wilayah Hwacheon-gun.
Ketika sungai Hwacheoncheon membeku menjadi es, warga lokal dan wisatawan datang untuk memancing ikan sancheoneo di atas es. Selain memancing, festival budaya korea selatan ini menawarkan berbagai kegiatan lain seperti seluncur dan berbagai pertunjukan.
Salah satu budaya di Korea Selatan yang tidak kalah keren yaitu perayaan pepero day setiap 11 november.Ā Asal mula budaya ini dari cerita populer tepatnya diBusan sekitar tahun 1994 .
Dalam cerita tersebut menyebutkan bahwa dua siswa perempuan di Busan saling memberi Pepero dengan harapan bisa menjadi lebih tinggi dan langsing.
Sejak tahun 1997, Pepero Day secara resmi dirayakan setiap tanggal 11 November, tanggal yang bentuknya (11/11) menyerupai Pepero sticksā. Pepero day dirayakan dengan saling berbagi Pepero untuk menunjukkan kasih sayang.
Doljanchi adalah perayaan ulang tahun pertama seorang anak dalam budaya Korea. Tradisi ini sudah ada sejak berabad-abad yang lalu, saat tingkat kematian bayi tinggi.
Merayakan ulang tahun pertama berarti anak tersebut berhasil melewati masa paling sulit dalam kehidupannya. Upacara ini melibatkan ritual seperti “doljabi”. Dalam ritual ini anak memilih berbagai benda yang diyakini bisa meramalkan masa depannya.
Hallyu atau “Gelombang Korea” merujuk pada popularitas budaya pop Korea seperti K-Pop, drama Korea, dan film di seluruh dunia.
Fenomena ini mulai tumbuh pada akhir 1990-an dengan drama seperti Winter Sonata yang menarik perhatian penonton Jepang dan Tiongkok.
Hallyu tak hanya memperkenalkan musik dan drama Korea, tetapi juga kuliner, bahasa, dan budaya Korea secara luas di dunia internasional.
Yut Nori adalah permainan papan tradisional Korea yang dimainkan sejak zaman kuno berbentuk empat tongkat kayu sebagai dadu dan papan permainan. Awalnya permainan ini dipercaya membawa keberuntungan dan berkaitan dengan kegiatan spiritual.
Cara main Yut Nori cukup mudah yaitu tongkat kayu dilemparkan untuk menentukan langkah di atas papan permainan. Kemudian hasil lemparan akan menentukan berapa langkah pemain dapat bergerak di papan yang mirip dengan permainan papan ular tangga.
Biasanya yut nori dimainkan selama perayaan Tahun Baru Imlek atau dalam acara keluarga lainnya.
Gimjang adalah tradisi membuat kimchi dalam jumlah besar menjelang musim dingin di Korea Selatan. Tradisi ini membentuk kebersamaan di antara anggota keluarga dan tetangga.
Kerennya sejak 2013, UNESCO mengakui gimjang sebagai salah satu Warisan Budaya tak berwujud Korea Selatan. UNESCO mengakui nilai sosial dan budaya dari tradisi ini.
Seollal atau Tahun Baru Imlek di Korea Selatan adalah salah satu perayaan tradisional terpenting. Pada hari ini, keluarga-keluarga berkumpul untuk merayakan bersama, mengenakan pakaian tradisional seperti hanbok.
Mereka akan melakukan ritual penghormatan kepada leluhur atau yang disebut charye. Selain itu ada sebae yaitu budaya Anak-anak dan remaja Korea Selatan memberikan hormat dengan membungkuk kepada orang tua dan para lansia sebagai bentuk penghormatan.
Baek-il adalah perayaan untuk merayakan hari ke-100 kelahiran bayi. Bagi masyarakat Korea, 100 hari pertama kehidupan bayi dianggap sangat penting.
Karena pada fase ini, perkembangan bayi masih sangat rentan. Jika bayi berhasil mencapai usia ini dengan sehat, maka keluarga mengadakan Baek-il secara sederhana.
Budaya selanjutnya dari Korea Selatan yaitu Cheoyongmu yang sudah ada sejak zaman Dinasti Silla.Ā Tarian ini menggabungkan gerakan lambat dan kostum yang mencolok, serta diiringi oleh musik tradisional Korea.
Cheoyongmu awalnya berfungsi sebagai ritual untuk mengusir roh jahat dan menarik keberuntungan. Saat ini tarian dari Korea Selatan tersebut sering ditampilkan dalam acara budaya dan festival sebagai simbol warisan tradisional Korea.
salah satu tarian tradisional yang paling dikenal di Korea Selatan. Tarian ini ditarikan oleh sekelompok penari perempuan yang menggunakan kipas besar berwarna-warni.
Buchaechum sering dipentaskan dalam festival kebudayaan dan acara-acara khusus sebagai representasi keindahan dan keluwesan seni tari Korea.
Arirang adalah lagu rakyat Korea yang sangat terkenal dan memiliki banyak versi di berbagai wilayah. Lagu ini dikenal sebagai simbol kesedihan, harapan, dan kebanggaan rakyat Korea.
Pada tahun 2012, UNESCO mengakui Arirang sebagai Warisan Budaya tak berwujud. Hal ini menegaskan pentingnya lagu ini dalam sejarah dan identitas budaya Korea.
Keren dan unik banget ya budaya dari negeri asal K-Pop ini? Kamu bisa banget lho merasakan langsung semua tradisi yang di atas, salah satunya dengan berkuliah di korea.
Korea sendiri mempunyai banyak universitas-universitas top dengan sistem pendidikan kelas dunia. Salah satunya adalah INHA University, yang mempunyai banyak Alumni yang sudah menjadi Idol sekarang ini. Beberapa diantaranya ada Park Chan-yeol, Leeteuk, No-Min Woo, Choi Siwon dan masih banyak lagi.
Bagi kamu yang ingin kuliah di korea tetapi bingung caranya gimana, kamu bisa minta bantuan ke konsultan pendidikan luar negeri seperti SUN Education.
Untuk informasi mengenai studi di luar negeri dan juga berbagai jurusan, kamu bisa temukan informasi aktualnya di sini. SUN Education bekerja sama dengan berbagai institusi top dunia di luar negeri seperti Amerika, Kanada, Australia, Selandia Baru, Inggris, Eropa, Jerman, dan juga Asia. Jika membutuhkan informasi terkini, follow media sosial SUN Education di Instagram, TikTok dan YouTube. Kamu juga bisa melakukan konsultasi GRATIS melalui Hotline di 0821 33 34 35 36 atau datang langsung ke kantor SUN Education yang terdekat di kotamu.
Download SUN Education Mobile App atau baca SUN E-Guidebook untuk akses informasi lebih mudah dan GRATIS!
10 Budaya Inggris yang Masih Dilakukan Hingga Saat Ini
11 Budaya Malaysia yang Mirip dengan Indonesia, Semirip Apa?
Sebelum Kuliah di US, Ketahui Dulu Budayanya Biar Nggak Culture Shock
11 Budaya Singapura Paling Khas Yang Terjaga Ratusan Tahun
Budaya Unik Suku Maori dari New Zealand, Wajib Tahu!
8 Budaya Kanada Yang Harus Kamu Ketahui Sebelum Kuliah
12 Budaya Australia, Salah Satunya Makan Kangguru
10 Budaya Italia yang Bikin Kamu Sukses Terpana