Saat kamu mulai memikirkan langkah setelah lulus sekolah menengah, kamu pasti akan sering mendengar istilah āpost secondary educationā. Tapi kamu tahu nggak arti dari kata tersebut?
Secara sederhana, post secondary education berarti segala bentuk pendidikan tersier yang kamu tempuh setelah menyelesaikan pendidikan sekunder seperti sekolah menengah atas (SMA/SMK).
Untuk membantumu, kali ini SUN Education akan membahas mengenai Post Secondary Education, simak terus ya.
Melangkah ke dunia pendidikan tinggi memerlukan pemahaman menyeluruh tentang berbagai opsi yang tersedia untuk kamu. Kamu perlu mengetahui bahwa sistem pendidikan pasca sekolah menengah (post-secondary education) di dunia menawarkan beragam jalur yang dapat kamu pilih sesuai minat, bakat, dan tujuan karir. Berikut ini jenis-jenis yang akan kamu temui nantinya.
Universitas menjadi pilihan paling populer bagi para lulusan SMA/SMK. Pada institusi ini, kamu akan menemukan berbagai fakultas dengan program studi beragam dalam satu naungan. Keunggulan utama universitas terletak pada pendekatan akademis yang komprehensif, mencakup ilmu eksakta hingga sosial humaniora.
Selain itu universitas biasanya menawarkan jenjang pendidikan lengkap mulai dari Sarjana (S1), Magister (S2), hingga Doktoral (S3). Menariknya, lingkungan universitas juga mendorong kamu untuk mengembangkan soft skills melalui berbagai aktivitas kemahasiswaan dan organisasi kampus.
Berbeda dengan universitas, institut berfokus pada satu rumpun ilmu tertentu. Sebagai contoh, Institut Teknologi memfokuskan pembelajaran pada bidang teknologi dan rekayasa. Sementara itu, Institut Seni mengkhususkan diri pada pendidikan seni dan desain.
Keuntungan memilih institut terletak pada kedalaman materi dan fasilitas yang lebih terfokus. Akibatnya, kamu akan mendapatkan pembekalan yang sangat mendalam di bidang spesifik. Oleh karena itu, jika kamu sudah memiliki minat yang jelas pada bidang tertentu, institut mungkin menjadi pilihan ideal untuk kamu.
BACA JUGA:Ā Postgraduate Degree: Jenis, Syarat Kuliah & Pilihan Kampus
Sekolah Tinggi mirip dengan institut namun umumnya berukuran lebih kecil dan lebih terspesialisasi lagi. Misalnya, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) atau Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH). Lembaga ini menawarkan pendekatan pembelajaran yang lebih personal karena jumlah mahasiswa yang lebih sedikit.
Konsekuensinya kamu bisa mendapatkan perhatian lebih intensif dari para dosen. Meskipun begitu, Sekolah Tinggi tetap mampu menyediakan program pendidikan hingga jenjang pascasarjana, sehingga kamu tidak perlu khawatir tentang keterbatasan jenjang akademik.
Politeknik mengambil pendekatan vokasional dalam pendidikan tinggi. Artinya, program studi dirancang dengan komposisi 70% praktik dan 30% teori. Hal ini membuat lulusan politeknik memiliki kesiapan kerja yang tinggi.
Mayoritas program di politeknik menawarkan gelar Diploma (D1-D4) yang setara dengan Sarjana Terapan. Tentunya, kamu akan mendapatkan keuntungan berupa keterampilan teknis yang langsung aplikatif di dunia kerja. Akibatnya, banyak industri mencari lulusan politeknik untuk posisi-posisi teknis dan operasional.
Akademi menawarkan program pendidikan vokasi jangka pendek, biasanya Diploma I-III. Akademi Komunitas bahkan hadir sebagai solusi pendidikan tinggi yang terjangkau dan relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal. Program-program ini dirancang sangat spesifik untuk memenuhi kebutuhan industri tertentu.
Oleh sebab itu, kamu bisa memperoleh gelar dalam waktu lebih singkat (1-3 tahun) dan segera memasuki dunia kerja. Tentu saja, pilihan ini ideal bagi kamu yang ingin cepat berkarir tanpa menghabiskan waktu terlalu lama di bangku kuliah.
BACA JUGA:Ā Perbedaan Bachelor Degree dan Master Degree, Sudah Tahu?
Memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang post secondary education bukan sekadar tentang gelar akademik. Langkah ini menjadi investasi jangka panjang yang akan membuka beragam peluang untuk mengembangkan potensi diri dan karir. Mari kita eksplorasi tujuh manfaat utama yang bisa kamu dapatkan!
Manfaat pertama dari Post secondary education memberi kamu tiket masuk ke industri yang membutuhkan spesialisasi tinggi. Data menunjukkan bahwa 65% lowongan pekerjaan di bidang teknologi, kesehatan, dan engineering mempersyaratkan gelar sarjana atau diploma.
Dengan menyelesaikan pendidikan tinggi, kamu memenuhi kriteria dasar yang dicari perusahaan ternama. Contoh konkretnya, posisi data analyst kini hampir selalu membutuhkan latar belakang pendidikan formal di bidang statistika atau sistem informasi.
Kurikulum di institusi post secondary education dirancang untuk mengikuti perkembangan industri. Kamu akan mempelajari tools dan metodologi mutakhir seperti machine learning, digital marketing analytics, atau renewable energy systems.
Politeknik misalnya, sering kali menggandeng perusahaan untuk menyusun modul pembelajaran yang sesuai kebutuhan pasar. Hasilnya, lulusan langsung bisa menerapkan ilmu tanpa perlu pelatihan ulang di tempat kerja.
BACA JUGA:Ā Perbedaan Postgraduate Certificate dan Postgraduate Diploma, Sudah Tahu?
Banyak program post secondary education menyertakan uji kompetensi dan sertifikasi resmi. Gelar Sarjana Terapan (D4) di bidang keperawatan, contohnya, sekaligus menjadi syarat untuk mengikuti uji kompetensi perawat nasional. Begitu juga dengan program diploma teknik yang sering kali menyertakan sertifikasi AutoCAD atau welding untuk meningkatkan daya saing lulusan.
Selama menjalani post secondary education, kamu akan bertemu dosen, mentor, dan teman sejawat yang kelak menjadi bagian dari jaringan profesionalmu. Event seperti job fair kampus atau seminar industri rutin menghadirkan praktisi berpengaruh. Di sinilah kamu bisa membangun relasi awal untuk magang, proyek kolaborasi, atau bahkan rekrutmen kerja.
Pendidikan tinggi melatih kamu berpikir sistematis melalui studi kasus nyata. Tugas akhir atau skripsi, misalnya, memaksa kamu untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, dan merancang solusi inovatif. Kemampuan ini sangat dibutuhkan di dunia kerja modern yang penuh dengan tantangan multidisiplin.
Banyak temuan inovatif di bidang kesehatan, agrikultur, dan energi terbarukan berasal dari riset mahasiswa post secondary education. Kontribusimu bisa menjadi bagian dari solusi masalah nasional.
Laporan BPS 2023 menunjukkan bahwa lulusan diploma memperoleh gaji 28% lebih tinggi daripada lulusan SMA, sementara sarjana mengalami kenaikan 45%. Gap ini semakin lebar di sektor tertentu seperti finansial dan teknologi, di mana gelar S1 bisa meningkatkan pendapatan hingga 70% dalam 5 tahun pertama.
Memahami jenjang pendidikan di post secondary education ibarat membuka peta harta karunāsetiap level menawarkan keunikan dan peluang berbeda. Kamu perlu mengenal struktur ini untuk memilih jalur yang paling sesuai dengan aspirasi karir dan gaya belajarmu.
Di banyak negara seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Australia, kamu bisa memulai post secondary education dengan mengambil Associate Degree. Program ini biasanya berlangsung dua tahun dan berfokus pada keterampilan praktis atau persiapan transfer ke jenjang sarjana.
Misalnya, kamu bisa mengambil Associate of Science atau Associate of Arts di community college. Setelah lulus, kamu bisa langsung bekerja di bidang teknis atau melanjutkan ke universitas untuk mendapatkan gelar sarjana.
Jenjang sarjana atau Bachelorās Degree merupakan pilihan paling populer di dunia internasional. Kamu akan menempuh pendidikan selama tiga hingga empat tahun, tergantung negara dan jurusan yang kamu pilih. Di Inggris, gelar ini dikenal sebagai Bachelor of Arts (BA) atau Bachelor of Science (BSc), sementara di Amerika dan Australia tetap disebut Bachelorās Degree.
Program ini menekankan kombinasi teori dan praktik, serta memberi kesempatan untuk mengambil mata kuliah pilihan sesuai minat. Setelah lulus, kamu memiliki peluang besar untuk bekerja di perusahaan multinasional atau melanjutkan ke jenjang berikutnya.
Setelah menyelesaikan Bachelorās Degree, kamu bisa melanjutkan ke Masterās Degree. Program ini biasanya berdurasi satu hingga dua tahun dan menawarkan spesialisasi di bidang tertentu.
Di luar negeri, kamu akan menemukan berbagai tipe master seperti Master of Science (MSc), Master of Arts (MA), atau Master of Business Administration (MBA). Selain memperdalam pengetahuan, kamu juga akan terlibat dalam riset, proyek, dan kolaborasi internasional yang memperluas jaringan profesionalmu. Banyak perusahaan global memberikan nilai tambah pada kandidat dengan gelar master.
Jika kamu ingin menjadi ahli di bidang tertentu atau berkarir di dunia akademik, Doctoral Degree atau PhD menjadi pilihan utama. Program ini menuntut riset orisinal selama tiga hingga lima tahun, tergantung universitas dan negara.
Misalkan Di Eropa dan Amerika, gelar PhD sangat dihargai dan membuka jalan untuk menjadi peneliti, dosen, atau konsultan di lembaga internasional. Selain itu, kamu akan berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan global melalui publikasi jurnal dan konferensi.
Beberapa profesi seperti dokter, pengacara, atau insinyur membutuhkan professional degree atau sertifikasi khusus. Di Amerika Serikat, kamu harus menempuh program seperti Juris Doctor (JD) untuk hukum atau Doctor of Medicine (MD) untuk kedokteran. Setelah lulus, kamu wajib mengikuti ujian lisensi agar bisa berpraktik secara legal. Negara-negara lain seperti Inggris dan Australia juga memiliki sistem serupa untuk profesi tertentu. Jenjang ini memastikan kamu memiliki kompetensi dan legalitas yang diakui secara internasional.
Untuk informasi mengenai studi di luar negeri dan juga berbagai jurusan, kamu bisa temukan informasi aktualnya di sini. SUN Education bekerja sama dengan berbagai institusi top dunia di luar negeri seperti Amerika, Kanada, Australia, Selandia Baru, Inggris, Eropa, Jerman, dan juga Asia. Jika membutuhkan informasi terkini, follow media sosial SUN Education di Instagram, TikTok dan YouTube. Kamu juga bisa melakukan konsultasi GRATIS melalui Hotline di 0821 33 34 35 36 atau datang langsung ke kantor SUN Education yang terdekat di kotamu.
Download SUN Education Mobile App atau baca SUN E-Guidebook untuk akses informasi lebih mudah dan GRATIS!