Sejarah Korea Selatan sekarang ini lagi banyak di cari karena tren K-Pop yang lagi melejit. Negara ini udah pasti populer atas budaya dan tentunya kualitas pendidikan tinggi yang nggak kaleng-kaleng. Tapi di balik itu semua ternyata selain kaya akan nilai historis, negeri asal gingseng ini pun banyak fakta uniknya lho!
Kamu yang akan melanjutkan studi di Korea Selatan tentu perlu memahami jejak sejarah panjang negeri yang akan menjadi rumah barumu.Ā Mau tau apa aja? Yuk terus baca artikel ini!
Pada abad ke-1 M, tiga kerajaan besar muncul di Korea yaitu Goguryeo, Baekje, dan Silla. Goguryeo menguasai wilayah utara Korea, Baekje di wilayah barat daya, dan Silla di wilayah tenggara. Ketiga kerajaan ini saling bertarung untuk menguasai wilayah Korea selatan dan hubungan mereka dengan Tiongkok sangat penting untuk keberlangsungan mereka.
Pada abad ke-7, Silla menang atas Goguryeo dan Baekje, menjadikannya kerajaan tunggal di Korea. Selama masa kekuasaannya, Silla mengadopsi budaya Tiongkok dan mengembangkan seni, sastra, dan agama Buddha. Silla juga memperkenalkan alfabet Korea, Hangeul, yang diciptakan oleh Raja Sejong pada abad ke-15.
Pada abad ke-10, Silla jatuh ke tangan Goryeo yang didirikan oleh Wang Geon. Goryeo adalah salah satu periode paling makmur dalam sejarah Korea, dengan perdagangan, seni, dan budaya berkembang pesat.
Selama periode Goryeo, Korea selatan juga mengalami serangkaian invasi dari Mongol pada abad ke-13, tetapi mereka berhasil mengusir para penjajah setelah lebih dari tiga dekade perang.
Lambang Dinasti Joseon
Bayangkan kamu berada di abad ke-14, ketika seorang jenderal bernama Yi Seong-gye mendirikan Dinasti Joseon yang akan bertahan selama 505 tahun. Periode ini menjadi tulang punggung peradaban Korea, dimana nilai-nilai Konfusianisme tertanam mendalam dalam masyarakat. Namun demikian, dinasti ini juga mengalami berbagai guncangan yang menguji ketahanannya.
Sistem yangban atau kelas bangsawan menjadi ciri khas masyarakat Joseon, yang membagi masyarakat berdasarkan hierarki sosial yang ketat. Kamu akan melihat bagaimana sistem ini mempengaruhi budaya Korea hingga hari ini. Akan tetapi, pada akhir abad ke-19, dinasti ini mulai rapuh akibat tekanan internal dan eksternal yang semakin menguat.
BACA JUGA:Ā Penasaran Rasanya Kuliah di Korea? Ini Gambaran Pengalamannya!
Ketika dunia memasuki era imperialisme modern, Korea berusaha mengikuti jejak modernisasi seperti Jepang melalui pembentukan Kekaisaran Korea pada 1897. Namun sayangnya, upaya ini datang terlambat – Korea telah kehilangan momentum untuk membangun kekuatan yang setara dengan negara-negara tetangganya. Di sisi lain, Jepang telah bersiap untuk ekspansi ke semenanjung Korea.
Periode singkat ini menunjukkan betapa kritisnya timing dalam sejarah suatu bangsa. Selain itu, kamu dapat melihat bagaimana Korea mencoba menyeimbangkan tradisi dengan modernitas, sebuah tantangan yang masih dihadapi hingga kini.
BACA JUGA:Ā Cari Agen Pendidikan Terbaik untuk Kuliah ke Korea Selatan? SUN Education Jawabannya!
Tahun 1910 menandai awal dari periode kelam dalam sejarah Korea – 35 tahun penjajahan Jepang yang brutal. Kamu perlu memahami periode ini karena dampaknya masih terasa dalam hubungan Korea-Jepang hingga sekarang. Pemerintah kolonial Jepang menerapkan kebijakan asimilasi yang bertujuan menghapus identitas budaya Korea.
Namun demikian, semangat perlawanan bangsa Korea tidak pernah padam. Gerakan kemerdekaan terus berlanjut baik di dalam negeri maupun di luar negeri, dengan tokoh-tokoh seperti Syngman Rhee yang memimpin perjuangan dari diaspora. Meski mengalami penindasan keras, periode ini justru memperkuat rasa nasionalisme Korea yang akan menjadi fondasi pembangunan negara modern.
BACA JUGA:Ā Cara Kuliah ke Korea Step By Step Sampai Berangkat
Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II pada 1945 membawa harapan baru bagi Korea. Tetapi sayangnya, pembebasan ini justru membawa masalah baru – pembagian Korea menjadi dua zona pendudukan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet. Kamu dapat membayangkan betapa rumitnya situasi politik saat itu, dimana Korea menjadi arena persaingan ideologi Perang Dingin.
Pembentukan Republik Korea (Korea Selatan) pada 15 Agustus 1948 dengan Syngman Rhee sebagai presiden pertama menandai kelahiran negara modern Korea Selatan. Walaupun demikian, pembagian ini juga menabur benih konflik yang akan meledak dalam bentuk perang saudara.
BACA JUGA:Ā Biaya Hidup di Korea Selatan untuk Mahasiswa Indonesia
Setelah pemisahan diri, terlihat ketidaseimbangan antara wilayah utara dan selatan dari segi militer dan finansial. Karena hal tersebut meletuslah perang saudara antar korea utara dengan selatan yang terjadi pada tahun 1950-1953. Akhirnya, perang berakhir pada 27 Juli 1953 dengan penandatanganan gencatan senjata antara Korea Utara dan pasukan PBB. Perang saudara antara korea selatan dan korea utara ini disebabkan oleh saling mengklaim wilayah yurisdiksi di semenanjung Korea.
Sejarah konflik kelam ini menelan kurang lebih 2,5 juta jiwa baik itu dari pihak militer maupun masyarakat awam. Akhirnya perang saudara ini berakhir dengan negosiasi perdamaian antara korea Utara dan Selatan. Kedua negara ini sepakat untuk menandatangani Korean Armistice Agreement (Perjanjian Gencatan Senjata Korea) pada Juli di tahun 1953. Begitulah hikayat singkat bagaimana peperangan saudara antar korea selatan dengan korea utara terjadi.
Sejak saat itu, kedua negara terus berada dalam keadaan konflik yang rentan terhadap kekerasan. Korea Utara secara teratur mengancam untuk menyerang Korea Selatan dan mengembangkan senjata nuklir sebagai alat untuk memperkuat posisinya. Korea Selatan, di sisi lain, telah membangun kekuatan militer yang besar dan memperoleh dukungan dari Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.
BACA JUGA:Ā Mau Kuliah di Korea Selatan? Cari Tahu Dulu Musim dan Iklimnya
Kudeta militer 1961 membawa Park Chung-hee ke tampuk kekuasaan, memulai era yang paradoks dalam sejarah Korea Selatan. Di satu sisi, Park berhasil mentransformasi Korea dari negara termiskin menjadi kekuatan industri – fenomena yang dikenal sebagai “Miracle on the Han River”. Namun di sisi lain, pencapaian ekonomi ini dibayar dengan penindasan politik dan pembatasan kebebasan sipil.
Kamu akan melihat bagaimana chaebol (konglomerasi raksasa seperti Samsung, Hyundai, LG) terbentuk pada masa ini melalui dukungan negara. Kendati demikian, sistem otoriter Park juga menimbulkan perlawanan yang semakin menguat, terutama dari kalangan mahasiswa dan intelektual.
Pembunuhan Park Chung-hee pada 26 Oktober 1979 oleh kepala KCIA-nya sendiri membuka peluang demokratisasi. Sayangnya, harapan ini pupus ketika Chun Doo-hwan melakukan kudeta militer dan mengambil alih kekuasaan pada Desember 1979. Periode transisi yang penuh ketidakpastian ini menunjukkan betapa rapuhnya institusi demokratis Korea saat itu.
Chun kemudian memperketat kontrol militer dan menyiapkan panggung untuk salah satu tragedi tergelap dalam sejarah Korea modern. Meskipun begitu, perlawanan rakyat terus menguat dan mencari momentum yang tepat untuk meledak.
Mei 1980 menjadi bulan yang tak terlupakan dalam perjuangan demokrasi Korea. Ketika mahasiswa di Gwangju turun ke jalan menuntut demokrasi, mereka dijawab dengan kekerasan militer yang brutal. Namun alih-alih mundur, rakyat Gwangju justru bersatu melawan rezim militer dalam perlawanan bersenjata selama 10 hari.
Tragedi Gwangju dengan korban lebih dari 1.000 jiwa menjadi simbol perjuangan demokrasi Korea. Meskipun pemberontakan ini berhasil ditumpas, semangat Gwangju menjadi api yang terus menyala dan menginspirasi gerakan demokratisasi selanjutnya. Peristiwa ini mengajarkan bahwa harga demokrasi terkadang harus dibayar dengan darah.
June Democracy Movement 1987 akhirnya membuahkan hasil – Chun Doo-hwan terpaksa menyetujui pemilihan presiden langsung. Kemenangan Kim Young-sam pada 1992 sebagai presiden sipil pertama setelah 30 tahun menandai konsolidasi demokrasi Korea. Namun perjalanan menuju demokrasi yang matang masih panjang dan berliku.
Krisis finansial Asia 1997-1998 menguji ketahanan sistem politik yang baru terbentuk. Akan tetapi, Korea berhasil melewati krisis ini dan bahkan muncul lebih kuat. Era presiden seperti Kim Dae-jung, Roh Moo-hyun, Lee Myung-bak, Park Geun-hye, hingga Moon Jae-in menunjukkan konsolidasi demokrasi yang semakin menguat.
Gimana? Setelah tau sejarah negeri asal Kpop iniĀ pasti kamu makin pingin kuliah dan belajar di Korea Selatan kan!
Untuk informasi mengenai studi di luar negeri dan juga berbagai jurusan, kamu bisa temukan informasi aktualnya di sini. SUN Education bekerja sama dengan berbagai institusi top dunia di luar negeri seperti Amerika, Kanada, Australia, Selandia Baru, Inggris, Eropa, Jerman, dan juga Asia. Jika membutuhkan informasi terkini, follow media sosial SUN Education di Instagram, TikTok dan YouTube. Kamu juga bisa melakukan konsultasi GRATIS melalui Hotline di 0821 33 34 35 36 atau datang langsung ke kantor SUN Education yang terdekat di kotamu.
Download SUN Education Mobile App atau baca SUN E-Guidebook untuk akses informasi lebih mudah dan GRATIS!
Ternyata Sering Ganti Nama! Ini Sejarah dan Profil Negara Singapura
Sebelum Kuliah ke New Zealand, Wajib Tahu Sejarah Singkatnya, Biar Makin Paham!
Sejarah Australia yang Ternyata Jarang Ada yang Tahu!
Perjalanan Sejarah Inggris Dari Anglo-Saxon Hingga Saat Ini
Kupas Tuntas Tentang Sejarah Jerman
Kisah Singkat Sejarah China yang Kaya Budaya dan Bakal Bikin Kamu Terpukau!
Sejarah Negara Kanada Dari Zaman Inuit Sampai Sekarang
Ingin Tahu Asal Muasal AS? Pahami Sejarahnya dari Nol Hingga Jadi Seperti Sekarang.